Optimalisasi Efisiensi Pakan Ikan: Eksplorasi Protein Sparing Effect

Optimalisasi Efisiensi Pakan Ikan: Eksplorasi Protein Sparing Effect

(gilakoi.com)

Pakan merupakan salah satu biaya tertinggi yang dikeluarkan dalam budidaya ikan. Pemenuhan kebutuhan nutrien ikan sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ikan. Nutrien terbagi atas makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar, terdiri atas protein, karbohidrat, dan lemak. Di sisi lain, mikro nutrien dibutuhkan dalam jumlah kecil, misalnya vitamin dan mineral. Sumber energi ikan berasal dari makro nutrien. Sebagai pembudidaya yang berorientasi kepada profit, sangat penting untuk menyeimbangkan ketersediaan makro nutrien. Hal ini dikarenakan harga protein mahal, dibandingkan sumber energi lainnya. 

Apa saja makronutrien yang menjadi sumber energi bagi ikan?

1. Protein

Protein merupakan suatu senyawa organik dengan kompleksitas serta bobot molekuler tinggi, yang tersusun oleh monomer-monomer asam amino dengan penghubung berupa ikatan peptida (Sawitri et al. 2014). Protein memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan ikan. Selain berfungsi sebagai sumber energi, protein juga memiliki kemampuan untuk meminimalkan peningkatan suhu tubuh ikan akibat metabolisme. Protein memberikan kontribusi dalam memperbaiki jaringan yang rusak dan merangsang pertumbuhan tubuh ikan. Pentingnya protein untuk ikan terletak pada kemampuannya untuk menyediakan asam amino yang diperlukan untuk regenerasi jaringan dan sintesis protein baru, yang berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan dan reproduksi ikan secara keseluruhan. Malik dan Arleston (2021) menyatakan bahwa peran protein dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ikan sangatlah signifikan dan tidak dapat diabaikan dalam konteks pemeliharaan ikan yang sehat.

2. Lemak

Lemak mempunyai peran yang signifikan dalam mempercepat pertumbuhan ikan. Hal ini disebabkan oleh peran penting lemak sebagai sumber energi yang memiliki nilai tinggi, lemak juga berfungsi sebagai katalisator bagi aktivitas sehari-hari ikan (metabolisme basal), mulai dari berenang dengan lincah, mencari makan dengan efisien, hingga menghindari predasi dan menjaga ketahanan tubuh. Sebagai komponen utama dari lipid, lemak dan minyak tak hanya menjadi bagian penting dalam pencernaan dan penyerapan nutrisi, tetapi juga sebagai penyokong kesehatan organisme hidup secara keseluruhan. Kandungan asam lemak esensial dalam lemak menjadi elemen kunci dalam menjaga keseimbangan nutrisi dan mempromosikan pertumbuhan yang optimal. Selain itu, lemak juga berperan dalam membawa serta melarutkan vitamin penting seperti A, D, E, dan K yang berperan dalam keseimbangan nutrisi dan kesehatan tubuh. Banyaknya peran penting dari lemak membuat nutrien ini dapat menjadi salah satu pengganti protein sebagai sumber energi (Munisa et al. 2015). 

Bagaimana Protein Sparing Effect memperbaiki efisiensi pakan ikan?

Istilah Protein Sparing Effect diartikan sebagai penggantian protein sebagai sumber energi sehingga penggunaan energi yang berasal dari protein dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan (Munisa et al. 2015). Penggunaan sumber energi non protein (karbohidrat dan lemak) akan dioptimalkan untuk menggantikan protein. Ketika karbohidrat atau lemak yang dikonsumsi ikan kurang dari yang dibutuhkan, protein akan digunakan sebagai sumber energi, proses ini disebut dengan glukoneogenesis.

Protein sparing effect sendiri adalah konsep dalam nutrisi yang mengacu pada kemampuan lemak atau karbohidrat untuk menggantikan protein sebagai sumber energi, sehingga protein dapat digunakan lebih efisien oleh tubuh untuk fungsi-fungsi lainnya seperti pembentukan jaringan, pertumbuhan, dan perbaikan sel-sel tubuh. Dengan kata lain, ketika lemak dan karbohidrat tersedia sebagai sumber energi, tubuh cenderung lebih sedikit menggunakan protein sebagai sumber energi, sehingga protein dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang lain. Hal ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produktivitas budidaya ikan secara keseluruhan karena harga protein lebih tinggi dibandingkan karbohidrat dan lemak.

Penelitian rekayasa pakan untuk efisiensi karbohidrat atau efisiensi lemak telah banyak dilakukan. Muhamad (2021) memberikan penambahan betain untuk efisiensi penggunaan lemak yang mampu mengurangi glukoneogenesis yang ditandai dengan meningkatnya retensi protein  pertambahan bobot tubuh, efisiensi protein, lemak dan metionin serta rasio konversi pakan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pattipeilohy et al. (2020) membuktikan bahwa suplementasi selenium organik mampu menghasilkan biomassa ikan lebih tinggi, rasio konversi pakan lebih rendah, retensi protein dan laju pertumbuhan harian lebih tinggi.


Daftar Pustaka

Manik RRDS, Arleston D. 2021. Nutrisi Ikan dan Pakan. Bandung(ID): Widia Bakti Persada Bandung. 

Muhamad IL. 2021. Pengaruh suplementasi betain dalam pakan terhadap efisiensi nutrien dan rasio konversi pakan ikan kerapu cantang (Epinephelus lanceolatus♂ × Epinephelus fuscoguttatus♀). Munggai: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir. 7(1): 1-14.

Munisa Q, Subandiyono, Pinandoyo. 2015. Pengaruh kandungan lemak dan energi yang berbeda dalam pakan terhadap pemanfaatan pakan dan pertumbuhan patin (Pangasius pangasius). Journal of Aquaculture Management and Technology. 4(3):12-21.

Pattipeilohy CE, Suprayudi MA, Setiawati M, Ekasari J. 2020. Evaluasi efek protein sparing pada ikan nila Oreochromis niloticus yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik. Jurnal Akuakultur Indonesia. 19(1): 84–94. doi: 10.19027/jai.19.1.84-94. 

Sawitri KN, Sumaryada T, Ambarsari L. 2014. Analisa pasangan jembatan garam residu glu15-lys4 pada kestabilan termal protein 1gb1. Jurnal Biofisika. 10(1): 68-74.