Sistem Pemberian Pakan Otomatis Berbasis AI dalam Budidaya Udang

253543_sund1.adobestock_455688687_438823

Sistem Pemberian Pakan Otomatis Berbasis AI dalam Budidaya Udang

Oleh: Rafi Daffa Saputra


Akuakultur dan kecerdasan buatan

Industri budidaya udang merupakan salah satu yang menjadi andalan dalam produksi perikanan secara global. Kegiatan budidaya akuakultur tidak terlepas dari pakan. Pakan memegang peranan penting dalam memastikan keberhasilan dan kelangsungan usaha budidaya (Tahapari dan Darmawan 2018). Pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi udang, mencapai 50-70% dari total biaya operasional. Pertumbuhan akan berjalan optimal seiring dengan terpenuhinya kebutuhan akan jumlah pakan dan kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan (Isa et al. 2015).

Pembudidaya sering mengalami berbagai masalah dalam pemberian pakan secara manual. Pemberian pakan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pakan yang tidak termakan. Pakan berlebih dapat mencemari kualitas air melalui akumulasi amonia dari sisa pakan, yang berdampak negatif pada ekosistem tambak. Pakan yang tidak termakan menyebabkan pemborosan pakan yang akan meningkatkan biaya operasional dan mengurangi efisiensi.

Sistem otomatisasi berbasis Kecerdasan Buatan (AI) dapat diaplikasikan dalam industri akuakultur, khususnya dalam budidaya udang. Dengan memanfaatkan teknologi ini, para pembudidaya dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan operasional mereka. Penggunaan AI dapat digunakan untuk analisis data. AI dapat digunakan menentukan waktu dan jumlah pakan yang tepat untuk udang. Hal ini tidak hanya mengurangi limbah pakan tetapi juga menghemat biaya operasional, karena pakan merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam budidaya udang.

Bagaimana mekanismenya?

Sumber : mekanisasikp.web.id

Mekanisme kerja sistem pemberian pakan otomatis berbasis AI, teknologi yang digunakan meliputi sensor dan algoritma pembelajaran mesin. Sistem ini mengandalkan data dari sensor, seperti suhu air, aktivitas udang, dan waktu untuk mengidentifikasi kondisi tambak secara real-time. Berdasarkan data tersebut, AI menentukan kebutuhan pakan secara optimal, menyesuaikan jumlah dan frekuensi pemberian pakan sesuai kebutuhan udang di tambak.

Pemberian pakan otomatis ini membawa dampak positif terhadap efisiensi dan mengurangi pemborosan pakan. Dengan mengontrol pemberian pakan, sistem otomatis memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik oleh udang, sekaligus mengurangi pakan yang terbuang. Beberapa studi kasus menunjukkan peningkatan efisiensi melalui penggunaan teknologi ini, yang menjadi bukti manfaat nyata dari otomatisasi dalam meningkatkan kualitas dan hasil produksi tambak.

Dari sisi pertumbuhan udang dan kesehatan lingkungan, sistem otomatisasi ini mendukung pertumbuhan udang yang optimal melalui pemberian pakan yang terkontrol. Sistem ini juga mengurangi sisa pakan yang mencemari air, sehingga membantu menjaga kualitas lingkungan tambak dan menciptakan ekosistem yang lebih sehat.

Analisis biaya dan manfaat ekonomi menunjukkan bahwa meski implementasi sistem AI ini memerlukan investasi awal yang cukup besar, manfaat finansial jangka panjang dapat diraih. Dengan penghematan biaya pakan dan pengurangan tenaga kerja manual, proyeksi keuntungan bagi petambak terlihat menjanjikan, sehingga investasi ini bernilai secara ekonomis. Menurut Khater et al. (2021) dengan pemebrian pakan otomatis menunjukkan peningkatan produktivitas, efisiensi, serta pengurangan konsumsi energi dan biaya.

Beberapa tantangan mungkin dihadapi dalam penerapan teknologi ini, seperti biaya awal yang tinggi dan keterbatasan akses teknologi di beberapa wilayah. Ke depannya, potensi pengembangan teknologi pemberian pakan berbasis AI sangat besar, terutama dengan integrasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem otomatis ini untuk mendukung efisiensi dan keberlanjutan industri perikanan.

Teknologi AI untuk akuakultur yang berkelanjutan

Sistem pemberian pakan otomatis berbasis Kecerdasan Buatan (AI) menawarkan berbagai manfaat penting dalam industri budidaya udang. Teknologi ini meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, karena AI mampu menentukan jumlah dan waktu pemberian pakan yang tepat, sehingga mengurangi sisa pakan yang tidak termakan. Dengan pemberian pakan yang lebih terkontrol, nutrisi dapat terserap optimal, mendukung pertumbuhan udang yang lebih cepat dan sehat. Selain itu, dampak lingkungan juga dapat diminimalisir karena sisa pakan yang tidak terpakai berkurang, menjaga kualitas air tambak dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem.

Meningkatkan efisiensi dan keuntungan jangka panjang, para petambak sangat dianjurkan mengadopsi teknologi AI dalam sistem pemberian pakan. Langkah yang dapat diambil meliputi investasi pada teknologi meskipun membutuhkan biaya awal yang cukup besar, namun menjanjikan penghematan operasional dalam jangka panjang. Selain itu, pembudidaya juga perlu mendapatkan pelatihan dan edukasi untuk memahami serta memaksimalkan sistem otomatis ini.

Optimisme terhadap perkembangan teknologi AI dan otomatisasi dalam budidaya udang sangat tinggi. Dengan kemajuan teknologi seperti Internet of Things (IoT), sistem pemberian pakan otomatis diharapkan semakin efisien dan mendukung industri perikanan yang berkelanjutan dan produktif. Era baru akuakultur yang didukung teknologi canggih ini menjanjikan peningkatan produktivitas dan keberlanjutan serta menawarkan solusi bagi tantangan yang dihadapi industri saat ini.


Daftar Pustaka

Isa M, Rinidar, Zalia T, Harris A, Sugito, Herrialfian. 2015. Analisis proksimat kadar lemak ikan nila yang diberi suplementasi daun jaloh yang dikombinasi dengan kromium dalam pakan setelah pemaparan stres panas. Jurnal Medika Veterinaria. 9(1):60-63.  

Khater ES, Bahnasawy A, Morsy O. 2021. Evaluation of fish feeder manufactured from local raw materials. Scientific Reports. 11(1):18799.

Tahapari E, Darmawan J. 2018. Kebutuhan protein pakan untuk performa optimal benih ikan patin pasupati (Pangasiid). Jurnal Riset Akuakultur. 13(1):47-56.


BIODATA PENULIS

Penulis bernama Rafi Daffa Saputra, biasa dipanggil Rafi, umur 20 tahun. Penulis berasal dari Surabaya dan saat ini tinggal di Bogor sebagai mahasiswa IPB UNIVERSITY. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departmen Budidaya Perairan, dengan NIM C1401221100. Hobi penulis membaca mulai dari komik, novel, hingga bacaan ilmiah. Penulis memiliki ketertarikan dibidang akuakultur karena dapat mengurangi ketergantungan dengan alam.