Optimalkan Lahan Sawah dengan Budidaya Ikan melalui Sistem Mina Padi

images (46)

Optimalkan Lahan Sawah dengan Budidaya Ikan melalui Sistem Mina Padi

Apa itu Mina Padi dan Bagaimana Sistemnya?

Mina padi adalah sistem pertanian yang menggabungkan budidaya padi dengan budidaya ikan di sawah yang sama dan menawarkan berbagai manfaat bagi petani. Melalui mina padi, petani dapat mendiversifikasi pendapatan mereka, memanfaatkan lahan secara optimal, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk serta pestisida kimia. Kehadiran ikan dalam sawah membantu mengendalikan populasi hama secara alami, sementara limbah ikan berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman padi (Megasari et al. 2024). Sistem ini dirancang dengan prinsip ramah lingkungan, di mana tanaman padi dan ikan saling mendukung dalam suatu hubungan mutualistik yang menguntungkan. Tanaman padi memanfaatkan limbah ikan seperti kotoran dan urin sebagai sumber nutrisi yang kaya, sehingga mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia. Sementara itu, ikan mendapatkan keuntungan dengan memakan gulma dan hama yang terdapat di sawah, yang secara alami mengendalikan populasi hama dan membantu menjaga kesehatan tanaman padi (Nasrul et al. 2023).

Ini Manfaat Sistem Mina Padi! 

Mina padi menjadi salah satu sistem yang tepat dalam pengembangan pertanian terpadu karena berbagai keuntungan yang ditawarkannya, termasuk peningkatan produktivitas hasil pertanian. Dengan menerapkan mina padi, petani dapat memanfaatkan lahan sawah untuk memproduksi dua komoditas sekaligus, yakni padi dan ikan, yang dapat dipanen dalam waktu yang hampir bersamaan. Selain itu, sistem ini juga membantu dalam pengendalian hama dan gulma, karena ikan yang dibudidayakan dapat memakan tanaman kecil dan hama yang ada di sekitar lahan. Diversifikasi produk ini menjadikan mina padi sebagai solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas konsumsi, terutama di pedesaan, dengan ikan sebagai sumber protein hewani dan padi sebagai sumber protein nabati (Khourunnisa et al., 2024). Mina padi juga menawarkan manfaat tambahan, di mana kotoran ikan berfungsi sebagai pupuk alami yang membantu menyuburkan tanaman padi, sehingga mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia (Lestari dan Bambang 2017).

Karateristik Lahan, Metode Penanaman Padi, serta Pengelolaan Kolam Ikan
Langkah 1: Penentuan Lahan serta Pemilihan Benih Padi dan Ikan

Pada dasarnya, kondisi sawah yang selalu tergenang air sangat cocok untuk budidaya ikan, namun kenyataannya sawah yang didesain khusus untuk budidaya padi seringkali kurang optimal untuk budidaya ikan. Salah satu tantangan utamanya adalah penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama pada tanaman padi, yang dapat berdampak negatif pada ikan, bahkan menyebabkan kematian. Desain sawah harus mencakup pengaturan kedalaman dan distribusi air yang ideal untuk kedua jenis organisme (Cahyaningrum et al. 2014). Benih padi yang dipilih harus mampu tumbuh optimal meskipun dengan pemberian pupuk kimia yang minimal. Sedangkan benih ikan yang digunakan haruslah jenis yang memiliki pertumbuhan cepat, disukai oleh konsumen, memiliki nilai ekonomi tinggi, serta tahan terhadap perubahan lingkungan. Jenis ikan yang sering digunakan dalam sistem mina padi adalah ikan nila dan ikan mas (Hardjanto 2021).

Langkah 2: Persemaian Benih

Setelah ukuran benih ikan dan padi ditentukan, langkah berikutnya adalah melakukan persemaian benih. Persemaian dilakukan dengan metode basah di petakan sawah sebelum persiapan lahan, dengan membuat bedengan dan saluran drainase di sekelilingnya. Lahan persemaian ini mencakup 5% dari total luas lahan yang akan ditanami, dan benih disemaikan selama 15-21 hari. Sementara menunggu benih siap tanam, persiapan lahan dilakukan dengan mengolah tanah hingga permukaannya rata menggunakan traktor tangan untuk mengurangi kepadatan tanah. Lahan kemudian dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman, diolah, dan pematang serta pintu masuk/keluar air diperbaiki. Caren atau parit dibuat di sekeliling petakan sawah dengan lebar 1 meter dan kedalaman 50-60 cm. Caren ini berfungsi sebagai tempat perlindungan ikan saat pemupukan, melindungi ikan dari hama dan saat sawah kering, memberikan ruang gerak bagi ikan, serta memudahkan proses panen (Bobihoe et al. 2015).

Langkah 3: Penanaman Padi dan Penebaran Benih

Tahapan berikutnya adalah penanaman padi yang dilakukan saat bibit berusia 21-30 hari, dengan setiap rumpun terdiri dari 2-3 batang padi. Sistem yang digunakan adalah jajar legowo 4:1, di mana setiap empat baris tanaman dipisahkan oleh satu barisan kosong. Jarak antar barisan tanaman adalah 20 cm, barisan kosong berjarak 40 cm, dan jarak antar tanaman dalam barisan adalah 5-10 cm. Sistem jajar legowo 4:1 ini terbukti dapat meningkatkan jumlah anakan produktif pada tanaman padi. Tahapan dalam penebaran benih ikan dilakukan pada sore atau pagi hari ketika padi berumur 10-15 hari setelah tanam, atau sekitar satu minggu setelah penanaman padi. Kepadatan tebar ikan adalah 4-5 ekor/m² yang terbukti memberikan hasil yang optimal dalam hal tingkat kelangsungan hidup dan bobot ikan (Pratiwi dan Sugianto 2019).

Tantangan: Pengelolaan Air serta Penyakit pada Tanaman dan Ikan

Pengelolaan air dan penyakit merupakan aspek penting dalam keberhasilan sistem mina padi. Air berperan tidak hanya sebagai media pertumbuhan tanaman padi, tetapi juga sebagai habitat bagi ikan yang dibudidayakan. Penting untuk meminimalkan penggunaan pestisida kimia karena residunya bisa berdampak negatif pada kesehatan ikan. Sebagai gantinya, metode pengendalian hayati dapat diterapkan, seperti memanfaatkan ikan pemakan hama untuk mengurangi populasi serangga yang merusak tanaman padi. Penggunaan pupuk organik sebagai sumber nutrisi utama bagi tanaman dalam pertumbuhannya merupakan salah satu faktor kunci yang mendukung keberhasilan usahatani. Menurut Megasari et al. (2024), pupuk organik diyakini mampu menjaga stabilitas struktural tanah dengan cara meningkatkan porositas, kapasitas menahan air, dan mengurangi kepadatan tanah. Selain itu, pupuk organik juga berperan penting dalam menyediakan makanan bagi mikroorganisme tanah, yang pada gilirannya membantu memperkaya kesuburan tanah dan mendukung kesehatan ekosistem pertanian secara keseluruhan.

Track Record Keuntungan Mina Padi

Keuntungan dalam budidaya mina padi ini petani dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp7.920.000 per petak dengan tiga siklus per tahun. Keuntungan bersih per petak lahan mencapai Rp1.615.000 dengan benih ikan mas yang ditabur pada kepadatan rata-rata 20 ekor per m², dan hasil panen rata-rata 4 ekor per kilogram. Rasio R/C dan B/C masing-masing sebesar 2,58 dan 1,58 (Hardjanto 2021). Menurut Mahmud et al. (2023), metode mina padi telah terbukti memberikan hasil produksi yang lebih tinggi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional karena tidak memerlukan pestisida atau pupuk kimia. Pendapatan dari usaha tani mina padi mencapai Rp240.639.000, atau setara dengan Rp48.127.800 per hektar, menunjukkan potensi pendapatan yang signifikan dan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan produktivitas tanaman dengan nilai rasio R/C sebesar 3,7. Data ini menunjukkan bahwa sistem ini tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga efektif dalam meningkatkan nilai ekonomi dari usaha tani.


Daftar Pustaka

Bobihoe J, Asni N, Endrizal. 2015. Kajian teknologi mina padi di Rawa Lebak di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Jurnal Lahan Suboptimal. 4(1):47-56.

Cahyaningrum W, Widiatmaka W, Soewardi K. 2014. Arahan spasial pengembangan mina padi berbasis kesesuaian lahan dan analisis a’wot di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmiah Globe. 16(1):77-88

Hardjanto K. 2021. Implementasi budidaya mina padi di Kota Magelang. Jurnal Penelitian Chanos Chanos. 19(1):115-124.

Khoirunisa AB, Herawati N, Kusumawati A. 2024. Penerapan sistem integrated farming pada persawahan melalui mina padi sebagai solusi mengatasi issue pertanian. Journal of Top Agriculture. 2(2):93-101.

Lestari S, Bambang AN. 2017. Penerapan mina padi dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Proceeding Biology Education Conference. 14 (1):70-74.

Mahmud S, Marina I, Sumantri K. 2023. Analisis pendapatan usaha tani mina padi di Desa Kaliaren Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Journal of Sustainable Agribusiness. 2(2):1-5.

Megasari R, Ismail Y, Darmawan M, Ardha MI. (2024). Pengaruh pupuk organik dan pemberian pakan terhadap produksi padi dan ikan pada sistem minapadi. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 12(2):191-200.

Nasrul M, Rasyid B, Saade E. 2023. Effect of different feed nitrogen on nutrient flow, performance, and productivity in the minapadi system. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 1230(1):012218.

Pratiwi, A. dan S. Sugianto. 2019. Kajian penerapan jarwo pada sistem mina padi terhadap pertumbuhan tanaman padi dan ikan nila. Jurnal Agriekstensia. 18(1):48-56.