Teknologi Akuakultur: IoT Pengendali Kualitas Air untuk Nafsu Makan dan Penyakit Ikan
Teknologi Akuakultur: IoT Pengendali Kualitas Air untuk Nafsu Makan dan Penyakit Ikan
Apa yang akan kamu pikirkan bila perkembangan tekonologi dapat merubah aktivitas harianmu, bahkan pekerjaanmu? Perkembangan? Perubahan? Atau malah kemajuan pesat yang dapat menjadi pendongkrak bagi usahamu?
Kalau ‘ya’, perkembangan apa yang dapat menjadi pendongkrak agar tercapai kemajuan yang pesat? Ternyata perkembangan teknologi yang diiringi oleh perkembangan manufaktur memiliki peran penting, lho!
Perkembangan manufaktur yang terhubung secara digital, meliputi berbagai teknologi canggih seperti pencetakan 3D, robotika, material baru, dan sistem produksi mutakhir semakin berperan penting. Sejak awal 2018, Revolusi Industri 4.0 mulai digunakan dan berkembang dalam berbagai bidang. Pada periode ini, teknologi otomatisasi dan teknologi cyber digabungkan untuk menciptakan tren baru dalam otomatisasi dan pertukaran data di sektor manufaktur. Era 4.0 ditandai dengan konsep perpaduan antara dunia fisik dan virtual melalui konektivitas manusia, mesin, dan data yang semakin meluas, konsep tersebut dikenal dengan nama Internet of Things (IoT). IoT memungkinkan integrasi dan komunikasi yang lebih efisien dan real-time antara berbagai elemen dalam proses produksi, menciptakan ekosistem yang lebih cerdas dan responsif (Yudhanto dan Aziz 2019). Kecerdasan dari IoT salah satunya diimplementasikan dalam sektor perikanan, yaitu pada bidang akuakultur.
Mengapa IoT Memiliki Peran Penting dalam Sektor Akuakultur?
Alasan pertama: IoT yang digunakan dengan peralatan yang modern dapat memudahkan para pembudidaya dalam mengetahui tingkat nafsu makan ikan melalui kontrol kualitas air.
Internet of Things (IoT) dalam mengontrol nafsu makan ikan dirancang untuk memantau dan mengelola pemberian pakan secara otomatis berdasarkan kebutuhan aktual ikan, sehingga meningkatkan efisiensi dan kesehatan ikan. Salah satu contoh alat yang pertama kali dikembangkan untuk mendeteksi nafsu makan ikan UMITRON FAI (Fish Appetite Index).
Sumber: pr-en.umitron.com
UMITRON telah memperkenalkan terobosan baru dalam industri akuakultur dengan pengembangan Fish Appetite Index (FAI), sistem deteksi nafsu makan ikan berbasis laut real-time yang pertama di dunia. Teknologi ini menggabungkan algoritme pembelajaran mesin canggih yang menganalisis data video langsung dari lokasi pembudidaya, memungkinkan mereka untuk secara presisi mengukur dan memahami nafsu makan ikan. Informasi yang dikumpulkan tidak hanya membantu dalam menentukan jadwal pemberian pakan yang optimal, tetapi juga mengintegrasikan pengumpan cerdas seperti UMITRON CELL untuk mengatur jumlah pakan secara otomatis. Dengan kemampuan untuk mengakses dan menyesuaikan pengaturan feed melalui aplikasi UMITRON di ponsel cerdas, operator pembudidaya dapat menjaga ikan mereka dalam kondisi keseimbangan pakan yang ideal, meningkatkan efisiensi operasional dan kesejahteraan ikan secara keseluruhan.
Peralatan dengan IoT memiliki sensor-sensor canggih dipasang di kolam untuk mengukur berbagai parameter seperti kualitas air, tingkat oksigen, dan perilaku makan ikan. Data dari sensor ini kemudian dikirimkan secara real-time ke platform cloud. Algoritma berbasis machine learning menganalisis data tersebut untuk menentukan pola makan ikan dan mengidentifikasi waktu yang optimal untuk memberi makan. Pemberian pakan dilakukan oleh alat pemberi pakan otomatis yang terhubung ke sistem IoT. Alat ini akan mengeluarkan pakan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, menghindari pemborosan dan memastikan ikan mendapatkan nutrisi yang cukup. Sistem ini juga dapat mengatur frekuensi dan durasi pemberian pakan berdasarkan data yang dikumpulkan.
Pemantauan dan pengendalian sistem ini dapat dilakukan dari jarak jauh melalui aplikasi smartphone yang terhubung dengan platform cloud. pembudidaya dapat melihat data real-time tentang nafsu makan ikan, kualitas air, dan kondisi kolam lainnya. Jika terjadi anomali atau masalah, notifikasi otomatis akan dikirimkan sehingga tindakan segera dapat diambil. Dengan teknologi IoT, pengelolaan nafsu makan ikan menjadi lebih efisien, akurat, dan responsif.
Menurut Widodo et al. (2023), IoT juga meliputi sistem pengendalian kualitas air dalam budidaya, sistem ini dirancang untuk mengatur keasaman pH dan suhu air secara proporsional guna menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan lele. Pengaturan pH air dilakukan dengan menggunakan dua pompa air yang masing-masing terhubung ke wadah cairan basa dan cairan asam. Ketika pH air tidak sesuai dengan tingkat yang diinginkan, pompa akan menambahkan cairan basa atau asam untuk menyeimbangkannya.
Pengaturan suhu air dilakukan dengan alat pemanas dan alat pendingin yang bekerja secara otomatis. Alat pemanas akan mengeluarkan daya panas untuk menaikkan suhu air yang terlalu dingin hingga mencapai tingkat yang ditentukan. Sebaliknya, alat pendingin akan mengeluarkan daya pendingin untuk menurunkan suhu air yang terlalu panas hingga mencapai suhu ideal.
Keunggulan utama dari sistem ini adalah penggunaan IoT yang memungkinkan pemantauan dan pengendalian kondisi kolam budidaya dari jarak jauh. Melalui smartphone yang terhubung dengan cloud firebase, pengguna dapat memantau pH dan suhu air secara real-time, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan tanpa harus berada di lokasi. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan kualitas air, tetapi juga memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi pembudidaya dalam mengawasi kondisi kolam mereka.
Alasan kedua: IoT juga bisa digunakan untuk deteksi dini penyakit pada ikan.
Adanya monitor parameter-parameter seperti aktivitas ikan, pola gerakan, dan mungkin bahkan gambaran dari kondisi fisik ikan secara real-time, IoT dapat memberikan peringatan dini tentang kemungkinan adanya penyakit. Ini memungkinkan pembudidaya untuk segera mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan yang diperlukan sebelum penyakit menyebar lebih luas di kolam budidaya ikan (Sabran dan Rusfian 2023).
Teknologi Internet of Things (IoT) telah membawa revolusi dalam industri akuakultur dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Para pembudidaya sekarang dapat memantau kondisi kolam secara real-time melalui sensor-sensor canggih yang terhubung ke platform cloud. IoT tidak hanya mengontrol nafsu makan ikan berdasarkan kualitas air, tetapi juga memonitor suhu, pH, dan aktivitas ikan untuk mendeteksi penyakit dengan cepat. Ini memungkinkan tindakan pencegahan yang tepat waktu untuk menjaga kesehatan ikan dan meningkatkan produktivitas budidaya secara keseluruhan. Dengan adopsi teknologi ini, industri akuakultur mengalami kemajuan signifikan menuju sistem manajemen yang cerdas dan responsif, memperkuat keberlanjutan dan efektivitas operasional.
Daftar Pustaka
Sabran FW, Rusfian EZ. 2023. Penggunaan internet of things pada eFishery untuk keberlanjutan akuakultur di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research. 3(2):8142-8156.
Widodo T, Santoso AB, Ishak SI, Rumeon R. 2023. Sistem kendali proporsional kualitas air berupa pH dan suhu pada budidaya ikan lele berbasis IoT. JEPIN (Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika). 9(1):59-66.
Yudhanto Y, Azis A. 2019. Pengantar Teknologi Internet of Things (IoT). Surakarta (ID): UNSPress.